Jumat, 13 Agustus 2010

RAHIM

Resensi

Judul Buku : Rahim
Penulis : Fahd Djibran
Penerbit : Goodfaith Production
Cetakan : Pertama, Juni 2010
Harga : Rp. 60.000,-
Peresensi : Swistien Kustantyana


Jarang sekali kita benar-benar memikirkan apa yang sebetulnya terjadi pada seorang janin di dalam rahim perempuan. Yang kita pedulikan selama ini hanyalah fakta bahwa seorang perempuan yang sedang hamil harus menjaga kesehatannya karena di dalamnya hidup seorang bayi. Kita tak pernah benar-benar berpikir apa yang terjadi di dalam sana.

Namun demikian, seorang Fahd Djibran yang memang sudah terkenal dengan kekritisannya sebagai seorang penulis muda, mampu membukakan mata (hati) kita melalui buku terbarunya yang berjudul RAHIM. RAHIM adalah sebuah buku dongeng yang mengisahkan hidup seorang janin sejak hanya berupa embrio hingga lahir ke dunia. Yang membuat dongeng ini menarik adalah cara penuturannya yang cerdas dengan menyertakan berlapis-lapis cerita melalui beberapa karakter.

Imajinasi penulis patut diacungi jempol dengan munculnya tokoh Dakka Madakka yang berprofesi sebagai Pengabar Berita dari Alam Rahim. Dongeng tentang Dakka sendiri sudah begitu menarik karena dilengkapi dengan pernak-pernik aturan Kerajaan Semesta dan juga kehidupan pribadinya bersama Maria. Kepiawaian penulis dalam berimajinasi terbukti lagi melalui tokoh-tokoh lain seperti Kucing yang Bisa Berbicara, Ikan Mas yang Bekerja Sebagai Koki, Amadeus, Aynu si Gadis Buta Penunjuk Jalan, Profesor Waktu, Nenek Olav dan Mahavatara.

Melalui buku ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk lebih menghargai hidup dan memahami kesucian rahim. Dengan bentuk dongeng, diharapkan pembaca akan lebih `nyaman` saat membaca ketimbang disodori khotbah tentang hidup dan rahim. Nantinya, setelah memiliki sebuah pemahaman tentang hidup, janin dan aborsi, diharapkan pembaca akan meneruskan pesan kebaikan yang sudah dimulai oleh sang penulis.

Terlepas dari isi dan pesan sang penulis yang sudah ditulis dengan apik dalam buku ini, RAHIM terkesan `berat` dengan 319 halaman. Ilustrasi yang terlalu banyak justru mematikan imajinasi pembaca. Font yang terlalu besar dan jarak yang begitu renggang dan juga lebar di setiap halaman membuat ketebalan buku ini terkesan dipaksakan. Padahal sampul RAHIM sudah begitu apik. Jika saja font dan spasi tak dipaksakan, malah dibuat minimalis, buku ini akan lebih handy. Orang awam yang tak begitu suka membaca pun tak akan `takut` dengan tebalnya buku ini dan tak akan kuatir dengan harganya yang pasti bisa lebih murah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar