Judul: Rahim, Sebuah Dongeng Kehidupan
Penulis: Fahd Djibran
Penerbit: Goodfaith
Harga: Rp. 60.000 (dapat diskon 15% jadi Rp. 51.000)
Ini dia novel yang saya tunggu kehadirannya sejak bulan Mei yang lalu. Sayang sekali kehadirannya harus tertunda beberapa minggu, padahal saya berharap bisa membaca tulisan terbaru mas Fahd Djibran tepat di hari ulang tahun saya. Tapi tidak masalah, kadang menunggu menjadi rutinitas yang mendebarkan. Setiap kali membaca perkembangan novel ini di Ruang Tengah, saya selalu tidak sabar untuk mendapat jawaban dari pertanyaan, "Seperti apa sih novel Rahim? Apakah sebagus dua buku terdahulu yang ditulis mas Fahd Djibran?" inilah jawaban atas pertanyaan saya tersebut.
Ini cerita tentang Ayah dan Ibumu. Beberapa bulan setelah pernikahan mereka. Dan kau yang diam-diam menyalakan hidup di rahim suci Ibumu...
Yap, novel setebal 316 halaman ini berkisah tentang pasangan muda yang sedang menanti kelahiran bayi mereka, tetapi fokus yang diberikan adalah perkembangan bayi di dalam rahim sang calon ibu. Cerita mengalir dari bagaimana sang bayi terbentuk, bagaimana sang bayi menjalani hari-harinya hingga proses kelahiran, bagaimana sang bayi ingin tahu banyak hal, bagaimana sang bayi menyapa calon ayah dan ibunya dengan caranya sendiri, dan hal-hal menarik lainnya yang membuat saya berpikir betapa mengagumkan perkembangan seorang bayi di dalam rahim seorang perempuan. Kehidupan di Alam Rahim yang dulu pernah saya alami (dan semua orang), tetapi tidak ada sedikitpun ingatan tentangnya. Kehidupan yang terlupakan.
Kalau anda berpikir, "Ah, kalau hanya perkembangan bayi di dalam rahim, berarti sama saja dengan isi buku biologi untuk sekolah menengah, semua orang yang pernah sekolah pasti sudah tahu," sebenarnya memang demikian, sedikit mirip buku biologi karena beberapa istilah yang dipakai dalam buku ini adalah istilah kedokteran. Tetapi seperti yang tertulis di cover depan, buku ini adalah buku dongeng, kisah yang diceritakan adalah fakta ilmiah dalam balutan imajinasi yang menawan. Anda tidak perlu takut dengan sedikit istilah kedokteran yang ada di novel ini, karena istilah yang dipakai tidak memberatkan pembaca sama sekali, bahkan untuk saya yang tidak memiliki latar belakang kedokteran.
Jika novel pada umumnya selalu berisi tokoh protagonis, antagonis, klimaks cerita, happy/sad ending, maka saya beranggapan bahwa Rahim tidak seperti novel-novel yang pernah saya baca. Kisah yang diberikan mengalir maju dengan kecepatan pelan, hampir terkesan datar, bahkan saya tidak tahu siapa tokoh antagonis dan protagonis, saya juga tidak tahu apakah kisah ini berakhir senang, netral, duka atau gabungan ketiganya. Terkesan tidak menarik? Saya justru menikmati alur novel ini, selipan imajinasi yang dibangun oleh penulis disepanjang novel berhasil membuat saya terbuai dalam khayalan saya sendiri. Karenanya, alih-alih novel, saya lebih suka jika buku ini disebut buku dongeng.
Dan kini, disinilah aku, membawa tugas khusus yang mulia untuk mengembalikan kepercayaan dan sakralitas Alam Rahim di mata manusia.
Rahim, dalam buku ini disebutkan sebagai sesuatu yang sakral, sesuatu yang suci. Dia tidak hanya berfungsi sebagai seonggok daging tempat penitipan bayi yang diberikan Raja Semesta pada setiap perempuan. Lebih dari itu, Alam Rahim memiliki kehidupannya sendiri, sebuah tempat dimana kehidupan bermula, tempat dimana setiap manusia terbentuk sebelum peralihan menuju Alam Dunia. Sayangnya, manusia pada masa kini mulai melupakan sakralitas Alam Rahim. Rahim hanya dianggap sebagai organ reproduksi para perempuan. Bahkan lebih parahnya, banyak manusia tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab yang menjadikan rahim sebagai tempat sampah.
Dakka Madakka, seorang utusan khusus dari Kerajaan Alam Rahim bertugas untuk mengembalikan sakralitas tersebut. Dia akan bercerita seperti apa kehidupan di Alam Rahim, mengapa alam itu begitu sakral dan suci. Dakka memulai kisah dengan memilih acak sesosok bayi yang baru memulai kehidupannya di Alam Rahim. Bersama Dakka dan sang bayi, para pembaca dapat berkelana dalam kisah mengagumkan disana. Saya tidak akan membocorkan isi Alam Rahim dalam tulisan ini, yang pasti, anda akan menemui beberapa petualangan, menemui banyak tokoh yang mengagumkan, hingga pada akhirnya anda akan berimajinasi bahwa anda juga pernah menjalani kehidupan disana. Anda akan dibuat seolah percaya bahwa anda, dulunya, pernah mengalami petualangan serupa.
Saya menuntaskan dongeng ini dalam satu malam. Duduk di pojok tempat tidur, sesekali tersenyum, beberapa kali menangis, membayangkan seperti apa rasanya jika ada bayi yang tumbuh di dalam rahim saya suatu hari nanti, termasuk mengingat beberapa kenakalan saya saat masih bocah, tersenyum lagi, menangis lagi. Sebuah perjalanan spiritual ringan yang akan membuat badai pikiran dan badai emosi pada anda. Dongeng yang menawan, ilmu pengetahuan dan imajinasi dalam tata bahasa yang ringan. Alasan ini yang membuat saya selalu jatuh cinta pada tulisan sang penulis, mulai dari A Cat in My Eyes, Curhat Setan, dan tulisan di Ruang Tengah.
Buku dongeng ini akan bagus jika anda hadiahkan pada orang yang anda sayangi, sebagai kado ulang tahun, sebagai mahar pernikahan (jika calon istri anda gemar membaca), atau untuk diri anda sendiri. Sekian, akan panjang jika saya teruskan, mungkin saya akan berceloteh tentang efek Rahim pada tulisan selanjutnya.
Tertarik?
Selamat berpetualang di Alam Rahim dan nikmati perjalanan anda :)
Memangnya kenapa kalau kau sudah besar? Dia tetap ibumu, ibu bagi kehidupanmu.
RATING: 8,5/10
===================================
Terima kasih kepada pihak inibuku yang telah memproses pesanan pre-order saya untuk novel Rahim. Paketan ini sampai tanpa cacat ke tangan saya pada tanggal 29 Juni 2010.
Terima kasih juga untuk mas Fahd Djibran atas tanda tangan dan badai pemikiran dalam Rahim, akan saya rawat baik-baik buku ini (walaupun saya bingung gimana nyampulin buku dengan cover berbentuk siluet lekuk tubuh wanita). Good job, dan selamat berdebar menanti kelahiran putra pertama :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar